Pengertian Kurs
Dalam
melakukan transaksi antar negara melalui Bank dan Lembaga Keuangan seringkali
kita mendengar istilah kurs. Kurs secara sederhana dapat diartikan sebagai
nilai tukar mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lainnya. Dalam
perkembangannya sistem nilai tukar (kurs) ini diatur oleh lembaga otoritas
moneter suatu Negara. Di Indonesia sejak tahun 1970 kebijakan sistem nilai
tukar (kurs) telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali. Ketiga sistem nilai
tukar yang pernah berlaku di tanah air kita adalah Sistem Nilai Tukar Tetap,
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali, serta Sistem Nilai Tukar Mengambang
Bebas. Setiap sistem nilai tukar memiliki kelebihan dan kelemahannya
tersendiri. Untuk itu diperlukan analisis tujuan yang mendalam oleh lembaga
otoritas moneter sebelum kebijakan dalam penentuan salah satu sistem tersebut
digunakan dalam suatu Negara.
1. Sistem Nilai Tukar Tetap
Pada
sistem nilai tukar tetap ini pemerintah (melalui lembaga otoritas moneternya)
menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara
lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan
terhadap valuta asing yang terjadi.
Kelebihannya:
i. Pemerintah memiliki kewenangan penuh dalam mengawasi transaksi devisa.
ii. Pemerintah dapat melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang telah ditetapkan.
Kelebihannya:
i. Pemerintah memiliki kewenangan penuh dalam mengawasi transaksi devisa.
ii. Pemerintah dapat melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang telah ditetapkan.
Kelemahannya:
Negara yang menganut kebijakan sistem nilai tukar tetap biasanya akan mengalami kesulitan dalam menjual produk-produk ekspornya di pasar Internasional. Hal ini dikarenakan barang yang dijual menjadi mahal harganya dibandingkan dengan harga yang berlaku pada umumnya. Untuk mengatasi kelemahan dari kebijakan sistem nilai tukar tetap ini pemerintah dapat mengambil langkah kebijakan devaluasi.
Negara yang menganut kebijakan sistem nilai tukar tetap biasanya akan mengalami kesulitan dalam menjual produk-produk ekspornya di pasar Internasional. Hal ini dikarenakan barang yang dijual menjadi mahal harganya dibandingkan dengan harga yang berlaku pada umumnya. Untuk mengatasi kelemahan dari kebijakan sistem nilai tukar tetap ini pemerintah dapat mengambil langkah kebijakan devaluasi.
2.
Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Pada
sistem nilai tukar mengambang terkendali ini, peranan pemerintah hanya sebatas
untuk mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valuta
asing.
Kelebihannya:
i. Sistem ini dapat menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran suatu negara.
ii. Pemerintah dapat menetapkan kurs indikasi dan juga membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu.
Kelebihannya:
i. Sistem ini dapat menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran suatu negara.
ii. Pemerintah dapat menetapkan kurs indikasi dan juga membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu.
Kelemahannya:
Nilai kurs cenderung menjadi tidak terkendali. Hal ini terjadi karena adanya rentang Intervensi yang mengakibatkan cadangan devisa suatu negara terus berkurang untuk menutupi selisih kurs.
3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas
Berbeda
dari sistem nilai tukar sebelumnya dimana masih adanya peranan pemerintah.
Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas ini, pemerintah tidak mencampuri
tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nilai tukar diserahkan pada permintaan
dan penawaran valuta asing.
Kelebihannya:
i. Sistem ini dapat mengamankan cadangan devisa suatu negara.
Kelebihannya:
i. Sistem ini dapat mengamankan cadangan devisa suatu negara.
ii.
Daya saing produk-produk ekspor mengikuti mekanisme pasar yang berlaku.
Kelemahannya:
Sistem nilai tukar mengambang bebas ini tidak dapat diterapkan pada negara dengan karakteristik ekonomi dan struktur kelembagaan yang masih sederhana, seperti pada negara berkembang.
Sistem nilai tukar mengambang bebas ini tidak dapat diterapkan pada negara dengan karakteristik ekonomi dan struktur kelembagaan yang masih sederhana, seperti pada negara berkembang.
Sumber
: http://andreasblog21.blogspot.com/2011/10/pengertian-kurs-tetap-dan-kurs.html