Teknik Pengumpulan Data

09.04 / Diposting oleh Ambar Kusnandi /

Angket
Adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan 
tanggapan atas atau menjawab pertanyaan yang diajukan. 
Keuntungan teknik angket :
Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos
Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah
Angket tidak tetlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai kesediaan waktunya
Kerugian teknik angket :
Jika angket dikirimkan melalui pos, maka porsentasi yang mengembalikan relative rendah
Angket tidak bisa digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditaksirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasanPertanyaan dalam instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pertanyaan terbuka (tidak disediakan jawaban) dan pertanyaan tertutup (disediakan jawaban).

Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau terbuka perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi
Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan
Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh
Beberapa pedoman dalam membuat pertanyaan antara lain (Rubin & Babbie, 1989) :
Pertanyaan atau pernyataan haru jelas dan tidak meragukan
Hindari Pertanyaan atau pernyataan ganda
Responden harus mampu menjawab
Pertanyaan atau pernyataan harus relevan
Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terbaik
Hindari Pertanyaan atau pernyataan yang bias
Wawancara
Adalah pengumpulan data dengan mengaajukan pertanyaan secara langsung kepada responden. Dan jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Keuntungan wawancara adalah
Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis
Jika ada pertanyaan yang belum difahami, pewawancara dapat segera menjelaskan
Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding
Kerugian wawancara adalah
Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar untu perjalanan dan uang harian pengumpul data
Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil
Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu  responden
Untuk dapat penerimaan dan kerja sama yang baik dari responden, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatika, antara lain
Penampilan fisik
Sikap dan tingkah laku pewawancara
Identitas pewawancara
Persiapan
Observasi
Adalah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Keuntungan observasi:
Data yang diperoleh adalah data yang segar
Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung
Observasi
Adalah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Keuntungan observasi:
Data yang diperoleh adalah data yang segar
Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung
Kerugian observasi :
Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi
Beberapa tingkah lau seperti criminal atau yang besifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan jika diamati. Namun masih mungkin diperoleh melalui wawancara
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi :
Observasi partisipan (participant observation) yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang ditelii atau diamati, seolah-olah bagian dari mereka.
Observasi takpartisipan (non participant observation) yaitu pengamat berada diluar subjek yang diamati dan tidak ikut serta dengan kegiatan yang mereka lakukan.
Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi juga dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
Observasi tak berstruktur yaitu pengamat tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati
Observasi berstruktur yaitu pengamat memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati
Studi Dokumentasi
Adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa dan dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis olh orang ini.
Beberapa keuntungan studi dokumentasi adalah :
Untuk subjek penelitian yang sukar dan tidak dapat dijangkau seperti para pejabat, studi dokumentasi dapat memberikan jalan unuk melakukan penelitian
Takreaktif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung
Analisis longitudinal. Khususnya yang menjangkau jauh ke masa lalu, maka studi dokumentasi memberikan cara yang terbaik
Besar sampel. Karena biaya yang diperlukan relative kecil
Beberapa kerugian studi dokumentasi adalah :
Bias. Karena dokumen yang dibuat tidak untuk keperluan penelitian
Tersedia secara selektif. Tdak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain
Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian
Format yang tidak baku
Sebagaimana metode historic, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.
Pengertian studi kepustakaan
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau didalam museum.
Pengertian studi kepustakaan adalah:
Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.


Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat.


Langkah pertama dalam studi kepustakan memberikan definisi dari setiap variabel yang diteliti, jika terdapat 3 variabel maka ketiga variabel tersebut didefinisikan dari minimal tiga sumber, sehingga muncul sembilan definisi lalu dibuat suatu kesimpulan melalui definisi-definisi yang dikutip.


Langkah kedua Kerangka Teori


Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain
Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.


Tujuan Studi Kepustakaan
luntuk:
1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama.
2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.
4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Sebab dalam ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunyai dua fungsi pokok yaitu: a). menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui; dan b). meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis -penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak ada, namun demikian tidak akan membebaskan peneliti dan menyajikan penelaahan kepustakaan.
5. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.
7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode, analisis dan hasil utama penelitian.
8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti.
9. Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau seluruh dari unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode, analisis, hasil utama dan kesimpulan. Hasilnya berupa ulasan tentang penelitian yang sama atau serupa dengan masalah yang akan diteliti yang telah dilakukan di tempat lain atau tempat yang sama dengan daerah penelitian. Dan untuk menunjukkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang-akan dilakukan
Sumber: Dr. Soehartono Irawan, “Metode penelitian sosial”. 1995. PT Remaja Kosdakarya, Bandung.



0 komentar:

Posting Komentar